Lebih asyik bersikap tak diam, selalu penasaran, pergi kesana-kesini, saling tipu, saling bantu. Tak apalah, toh kita enggan hidup dalam kurungan dengan muka yang terpaksa dibikin penuh senyuman, padahal kita sebenarnya sedang jengah dan bosan...
Marilah merasa senang menjadi manusia, agar hidup tidak melulu dikeluhkan. Marilah menikmati kejutan petualangan, agar aku, kalian, dia, mereka, dan kita semua, tidak seperti buah-buah karbitan yang dipaksa matang oleh orang-orang sialan...
Sikap kritis adalah kemerdekaan, penolakan adalah pemberontakan. Tentu saja asal kita punya sandaran atau sikap yang kita kemukakan. Sebab kalau tidak ada sandaran atas sikap yang kita kemukakan, maka kita adalah sepasukan kambing yang hanya tahu cara makan dan pulang kandang ketika malam hari. Karena kita menolak menjadi kambing dan memilih untuk menjadi penggembala, maka marilah kita gunakan nalar dan akal pikiran secara seimbang.
Marilah kita hidup dalam keseimbangan. Mari menertawakan kehidupan. Let’s find anything funny! Bukankah Tuhan tidak otoriter?Bukankah kehendak telampau sulit untuk dibuat seragam. Ada yang tahu dimana letak persis surga??
Hidup memang selalu demikian. Tapi, janganlah menurut saja demikian. Perkelahian memang harus dilerai, tapi jangan pernah takut jika harus berkelahi. Demikian juga dengan kewajiban. Jujur, siapa sebenarnya yang pernah benar-benar suka dengan kewajiban?? Mestinya, tidak perlu ada kewajiban dalam hidup ini. Yang perlu ada hanyalah kebutuhan....
Singkatnya, menjalani hidup tidak dengan waton mlaku, tur yo ojo wagu...
“this is what i know, imagine what i don’t”
Kamis, 25 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
pasti sekarang sinyo tau yaa dimana letak persis surga?
BalasHapustenang di surga yaah nyo.. :)
jemput ayudh ke surga yaa besok.
Sinyo, senang bisa mengenalmu.Semoga kamu tenang di alam sana bersama Allah yang maha esa.
BalasHapus